“Sudah, bu”, jawab Indra sambil meletakkan ijuk itu didepan ibunya.
“tapi bu, aku sudah berusaha mencucinya berkali-kali, bahkan aku
menggosoknya dengan campuran pasir tapi masih tetap berwarna hitam”,
sanggah Indra.
dan artikel ini adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya Asal Usul Sungai Ombilin dan Danau Singkarak
“Cuci lagi ijuk itu kelaut”, kata ayahnya.
Dengan langkah sempoyongan Indra kembali kelaut ia terus berusaha mencuci dan menggosok ijuk itu hingga berkali-kali tetapi tetap saja berwarna hitam. Rupanya Indra yang masih anak-anak tidak tahu kalau ijuk yang hitam itu tidak akan pernah berobah menjadi putih.
Menjelang senja Indra kembali kegubuk, ketika hendak masuk keruang tengah ia tidak lagi melihat kedua orang tuanya duduk-duduk, dengan pelan-pelan ia menuju keruang dapur dia melihat kedua orang tuanya tertidur pulas dan disamping mereka berserakan piring-piring kotor, bakul nasi, dan bakul pangek yang telah kosong.
Hanya kuah dan beberapa cuil daging pensi yang tersisa. Alangkah sedihnya hati Indra menyaksikan semua itu. Kini ia menyadari bahwa kedua orang tuanya telah menipu dan membohonginya. Ia pun kembali keluar dari gubuk dengan sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya. Saat berada diluar gubuk, ia langsung menangkap ayam kesayangannya, si Taduang. Kemudian ia duduk diatas batu disamping gubuknya sambil mengusap-usap bulu si Taduang.
“Taduang, rupanya ayah dan ibuku telah menipuku, untuk apa lagi aku tinggal bersama mereka disini, kalau mereka sudah tidak menyayangi aku lagi”, kata Indra kepada ayam nya.
Mendengar pernyataan itu ayam nya berkokok beberapa kali pertanda bahwa ia mengerti apa yang diucapkan oleh tuannya si Indra. Si Taduang mengepak-ngepak sayapnya, Indra pun mengerti bahwa sayapnya itu mengajaknya pergi meninggalkan kampung itu. Indra pun berpegangan pada kaki si Taduang, Saat tubuh si Indra terangkat, anehnya semakin tinggi ia terbang batu itu semakin membesar. Akirnya si Taduang sudah tidak kuat untuk menahan batu tersebut, akirnya si Indra menyentakkan kakinya pada batu itu, sehingga batu itu meleset jatu kebumi dan menghantam salah satu bukit yang ada disekitar lautan.
dan artikel ini adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya Asal Usul Sungai Ombilin dan Danau Singkarak
“Cuci lagi ijuk itu kelaut”, kata ayahnya.
Dengan langkah sempoyongan Indra kembali kelaut ia terus berusaha mencuci dan menggosok ijuk itu hingga berkali-kali tetapi tetap saja berwarna hitam. Rupanya Indra yang masih anak-anak tidak tahu kalau ijuk yang hitam itu tidak akan pernah berobah menjadi putih.
Menjelang senja Indra kembali kegubuk, ketika hendak masuk keruang tengah ia tidak lagi melihat kedua orang tuanya duduk-duduk, dengan pelan-pelan ia menuju keruang dapur dia melihat kedua orang tuanya tertidur pulas dan disamping mereka berserakan piring-piring kotor, bakul nasi, dan bakul pangek yang telah kosong.
Hanya kuah dan beberapa cuil daging pensi yang tersisa. Alangkah sedihnya hati Indra menyaksikan semua itu. Kini ia menyadari bahwa kedua orang tuanya telah menipu dan membohonginya. Ia pun kembali keluar dari gubuk dengan sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya. Saat berada diluar gubuk, ia langsung menangkap ayam kesayangannya, si Taduang. Kemudian ia duduk diatas batu disamping gubuknya sambil mengusap-usap bulu si Taduang.
“Taduang, rupanya ayah dan ibuku telah menipuku, untuk apa lagi aku tinggal bersama mereka disini, kalau mereka sudah tidak menyayangi aku lagi”, kata Indra kepada ayam nya.
Mendengar pernyataan itu ayam nya berkokok beberapa kali pertanda bahwa ia mengerti apa yang diucapkan oleh tuannya si Indra. Si Taduang mengepak-ngepak sayapnya, Indra pun mengerti bahwa sayapnya itu mengajaknya pergi meninggalkan kampung itu. Indra pun berpegangan pada kaki si Taduang, Saat tubuh si Indra terangkat, anehnya semakin tinggi ia terbang batu itu semakin membesar. Akirnya si Taduang sudah tidak kuat untuk menahan batu tersebut, akirnya si Indra menyentakkan kakinya pada batu itu, sehingga batu itu meleset jatu kebumi dan menghantam salah satu bukit yang ada disekitar lautan.
Hantaman itu membentuk
sebuah lubang yang memanjang, dengan cepat air laut pun cepat mengalir
kearah lubang itu dan menembus bukit sehingga membentuk aliran sungai.
Khabarnya itulah menjadi asal mula sungai Batang Ombilin yang bermuara kedaerah Riau, semakin lama air laut itu semakin menyusut sehingga lautan itu berubah menjadi danau singkarak yang hingga kini menjadi kebanggaan masyarakat Solok. Sementara Indra yang diterbangkan oleh ayam kesayangannya si Taduang hingga kini tidak tahu keberadaannya.
Source : http://lover.putchoice.com
Khabarnya itulah menjadi asal mula sungai Batang Ombilin yang bermuara kedaerah Riau, semakin lama air laut itu semakin menyusut sehingga lautan itu berubah menjadi danau singkarak yang hingga kini menjadi kebanggaan masyarakat Solok. Sementara Indra yang diterbangkan oleh ayam kesayangannya si Taduang hingga kini tidak tahu keberadaannya.
Source : http://lover.putchoice.com
Post a Comment
terimakasih atas kunjungan anda -