Rasulullah SAW bersabda, “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan yang shalihah.” Artinya, seorang laki-laki yang memiliki seorang istri yang shalihah berarti telah memiliki perhiasan termahal di dunia.
Untuk itu Al-Qur’an membahasakan tujuan asasi dari pernikahan adalah ‘litaskunu ilaiha’ dan bukan ‘litaskunu ma’aha’ (terciptanya ketenangan bathin dan bukan sekadar hidup dan tinggal bersama dalam satu atap).
Menurut DR. Mustafa Siba’i rahimahullah, tipe istri pendamping hidup ada 3 macam:
Menurut DR. Mustafa Siba’i rahimahullah, tipe istri pendamping hidup ada 3 macam:
1. Istri cerdas dan memiliki keluhuran budi pekerti
Ini merupakan tingkatan istri terbaik. Istri yang cerdas dan berbudi pekerti luhur, dapat menghadirkan surga dunia bagi suami dan anggota keluarganya. Kapal cinta akan berlayar meretasi samudera dengan tenangnya. Tak goyang diterpa ombak. Tiada tenggelam dihantam badai. Dan waspada terhadap karang yang bersembunyi dari pandangan mata. Kapal terus melaju hingga sampai di dermaga tujuan. ‘Baiti jannati’ rumahku adalah surgaku menjelma di alam realita.
2. Istri shalihah dan memiliki kerelaan hati
Ini adalah tipe istri yang akan mengalirkan keridhaan hati. Istri semacam ini yang akan membuat suami senantiasa tersenyum siang dan malam. Berbunga-bunga sepanjang hari. Bila diperintah ia taat. Jika dipanggil ia datang menghampiri. Kala ditinggal suami bepergian jauh mengais rizki atau untuk urusan yang lain beberapa waktu lamanya, ia jaga kehormatan dirinya dan harta suaminya.
Diberi uang belanja yang mepet, cukup dan ia tidak berkeluh kesah. Diberi nafkah yang cukup, tiada henti lisannya mengucapkan terima kasih terhadap suaminya. Di sela-sela kesibukannya mengurusi pekerjaan rumahnya, ia sempatkan waktu untuk menambah wawasan keilmuannya dengan membaca buku, mendengarkan nasihat, menghafal al Qur’an dan seterusnya. Wajar jika suami, selalu rindu berdekatan dengannya.
3. Istri yang tidak berilmu pengetahuan dan memiliki perangai yang buruk
Ini merupakan model istri yang paling menyusahkan dan memberatkan suami. Melahirkan prahara dalam keluarga, memicu munculnya kemelut dan konflik di antara pasutri. Berapa pun dan apa pun yang diberikan suami kepada istrinya, ia tak pernah puas dan tak pernah ridha dengan suaminya. Itulah yang disebut dengan ‘baiti nari’ rumahku adalah nerakaku. Rumah bukan lagi menjadi tempat rehat bagi suami. Ia telah berubah menjadi hotel atau penginapan. Di mana suami tiada merasakan kenyamanan dalam keluarga. Sempit dan pengap itulah yang dirasakannya.
Mari kita evaluasi, istri kita termasuk dalam katagori istri yang mana? Pertama, kedua atau ketiga. Jika ia di tingkat kedua, kita bantu agar ia bisa naik tingkat yang lebih baik (pertama). Jika sudah berada di puncak, kita support agar ia tetap mempertahankan posisinya di puncak. Jika berada di tingkat paling bawah, mari kita bersungguh-sungguh mendidiknya, sehingga ia bisa berada di urutan ke dua dan seterusnya.
Seorang suami akan dimintai pertanggungjawabannya nanti di akhirat kelak. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban suami, memberikan nafkah kepada sanak keluarganya, mendidiknya, dan mengarahkannya kepada jalan yang baik agar senantiasa melakukan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…..” (QS. al-Tahrim, 66:6)
Tips Cinta | Tahukah Anda | Mistery | Download |
+ komentar + 1 komentar
pertamax
Post a Comment
terimakasih atas kunjungan anda -